Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang cukup penting. Oleh karena itu, pembakuan ejaan perlu diberi prioritas lebih dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan, antara lain, berfungsi sebagai :
- Landasan pembakuan tata bahasa.
- Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.
- Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Ejaan dalam bahasa Indonesia sendiri telah mengalami beberapa kali perkembangan yang bertujuan untuk semakin menyempurnakan ejaan yang telah ada sebelumnya. Ejaan-ejaan yang pernah dipakai di Indonesia antara lain :
- Ejaan van Ophuysen
> Menggunakan huruf j untuk menuliskan huruf y, contoh sayang menjadi sajang.
> Menggunakan oe untuk menuliskan huruf u, contoh sempurna menjadi sempoerna.
> Menggunakan dj untuk menuliskan huruf j, contoh Jakarta menjadi Djakarta.
> Menggunakan tj untuk menuliskan huruf c, contoh macam menjadi matjam.
> Menggunakan gabungan konsonan ch untuk menuliskan kh, contoh khawatir menjadichawatir.
> Kata majemuk dituliskan dalam 3 cara :
– Dirangkai menjadi satu, contoh apabila.
– Dengan menggunakan tanda penghubung, contoh rumah-sakit.
– Digabungkan, contoh anaknegeri.
- Ejaan Republik
> Huruf oe dalam ejaan van Ophuysen dirubah menjadi u.
> Tanda trema (“) dari ejaan van Ophuysen dihilangkan.
> Bunyi hamzah (‘) dari ejaan van Ophuysen dihilangkan, contoh kata’ menjadi katak.
> Huruf (e) lemah dan (e) keras tidak dibedakan penulisannya.
> Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara : Menggunakan tanda sambung dan ditandai dengan angka 2.
- Ejaan Malindo
- Ejaan yang disempurnakan (EYD)
> Perubahan huruf
Contoh dalam ejaan lama : Djakarta, saja, teroelang, mutachir, njata
Dalam ejaan baru menjadi : Jakarta, saya, terulang, mutakhir, nyata
> Huruf (f), (v) dan (z) yang merupakan serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Contoh : khilaf, valuta, fokus, zakat
> Huruf (q) dan (x) yang lazim digunakan dalam ilmu pengetahuan tetap digunakan.
Contoh : Maliq, xeros
> Penulisan di- sebagai kata awalan dengan di- sebagai kata depan dibedakan.
Kata awalan : Dicium, dimanja, diberikan
Kata depan : Di rumah, di kantor, di sekolah
> Kata ulang ditulis dengan mengulang unsur-unsurnya, angka 2 tidak digunakan.
Contoh : Anak-anak bukan anak2
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar